Bahasa Sistem Ide
Sebuah karangan etnografi,
memberi deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh
suku bangsa yang bersangkutan, berserta variasi-variasi dari bahasa itu.
Seperti suku asmat menggunakan Bahasa-bahasa yang digunakan kelompok bahasa
yang oleh para ahli linguistik disebut sebagai Language of the Southern
Division, bahasa-bahasa bagian selatan Irian Jaya. Bahasa ini pernah dipelajari
dan digolongkan oleh C.L Voorhoeve (1965) menjadi filum bahasa-bahasa Irian
(Papua) Non-Melanesia. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsanya dapat
diuraikan dengan cara menempatkannya setepat-tepatnya dalam rangka klasifikasi
bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, sub rumpun, keluarga, dan sub keluarga
bahasanya yang wajar, dengan beberapa contoh fonetik, fonologi, suntaks, dan
sementik, yang diambil dari bahan ucapan bahasa sehari-hari. Bahasa dalam
etnografi mempunyai sebuah lampiran yang berisi daftar kata-kata dasar. Bahasa
memang tidak mudah karena suatu bahasa menentukan sebuah luas batas penyebaran
bahasa tersebut. Perbatasan antara daerah tempat tinggal dua suku bangsa
hubungan antara individu warga masing-masing suku bangsa seringkali sangat intensif sehingga
ada proses saling pengaruh-mempengaruhi antara unsur-unsur bahasa dari kedua
belah pihak.
Sistem Perilaku
Sistem perilaku masyarakat suku asmat masih terpengaryh oleh
bahasa leluhur mereka. Setan yang tidak membahayakan hidup ilmu sihir hitam
juga banyak dipraktikan di wilayah masyarakat Asmat, terutama oleh kaum wanita.
Seseorang yang mempunyai kekuatan ini dapat menyakiti atau membunuh manusia.
Ilmu ini biasanya diturunkan oleh seorang ibu kepada anak perempuannya untuk
senjata perlindungan diri.
Bahasa-bahasa tersebut dibedakan pula antara orang Asmat
pantai atau hilir sungai dan Asmat hulu sungai. Lebih khusus lagi, oleh para
ahli bahasa dibagi menjadi bahasa Asmat hilir sungai dibagi menjadi sub
kelompok Pantai Barat Laut atau pantai Flamingo, seperti misalnya bahasa
Kaniak, Bisman, Simay, dan Becembub dan sub kelompok Pantai Baratdaya atau
Kasuarina, seperti misalnya bahasa Batia dan Sapan.Sedangkan Asmat hulu sungai
dibagi menjadi sub kelompok Keenok dan Kaimok.
Beberapa istilah bahasa yang digunakan suku asmat :
1. Aipmu ep = rumah bujang yang terbagi atas dua bagian
utama yang menghadap ke udik
2. Aipmu sene = rumah bujang yang terbagi atas dua bagian
utama yang menghadap ke hilir
3. Aipmu = bagian utama yang ada di tiap rumah bujang dan
memiliki seorang kepala
4. Asmat-ow = manusia sejati
5. Bis = patung leluhur
6. Bivak = rumah di hutan yang berfungsi sebagai tempat
tinggal sementara
7. Cemen = bagian terpenting pada patung bis
8. Fumiripits = Sang pencipta
9. Iguana = sejenis kapal
Wujud Budaya
Bahasa suku asmat merupakan alat komunikasi diantara masyarakat
suku asmat, yang banyak tersebar di wilayah papua. Meskipun suku asmat
mempunyai wujud budaya bahasa keseharian tapi suku asmat menggunakan bahasa
Indonesia. Banyak dikalangan masyarakat suku asmat tidak faham akan bahasanya.
Dalam keseharian suku asmat mereka menggunakan bahasa nenek moyang yang sudah
berumur ribuan tahun. Meskipun mereka mempunyai bahasa sendiri sekalipun tetapi
masyarakat suku asmat tidak mengghilangkan bahasa Indonesia. Bahasa masyarakat
asmat bermacam-macam karena setiap berbeda wilayah mereka mempunyai bahasa
sendiri. Akan tetapi, setiap wilayah itu membuata rumpun bahasa yang sama
karena bahasa merupakan alat komunikasi yang harus dimengerti satu sama lain. Bahasa suku asmat mempunyai istilah selayang
pancong. Dalam konteks catatan sejarah, papua mulai di ungkap dari tulisan
tenteng new guienea, dimasa kedatangan portugis seperti kulit gelap, berbulu
tebal, dan rambutya yang kriting. Bahasa suku asmat yang menjadi salah satu
pemerkaya bahasa dan adat istiadat kekayaan cultural.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar